Review : The Handmaid's Tale (2017-)

Udah lama ya nggak nulis disini. Oya, aku sebenarnya lupa dan kemudian memutuskan untuk nggak bikin Handpick Logbook versi bulan Juli. Pertama, aku bener-bener nggak inget bulan Juli itu habis ngapain aja so..... daripada nggak jelas, ya sudah aku memutuskan untuk nggak bikin. Ini juga salah satu kebodohanku sih nggak mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam bulan-bulan tertentu. Nggak baik emang kalau hanya mengandalkan mental note 😪.

***

Sekitar 1 minggu yang lalu, aku selesai nonton The Handmaid's Tale Season 4. Aku pikir itu adalah season terakhir, tapi nggak deh.. tetep bakal ada season 5 kok. Karena ceritanya kayak belum selesai gitu. Pertama kali tahu The Handmaid's Tale ini sekitar tahun 2017 berkat suatu post teman aku yang intinya dia merekomendasikan series ini. Premisnya cukup oke loh wkwk. 

First impression waktu aku nonton ini awalnya kayak ini film apa sih? Nggak jelas. Lalu kelama-kelamaan sampai mungkin episod 8 season 1 aku udah nggak kuat nonton karena aku takut WKWKWK 😂. It's dark, brutal, bikin emosi sekaligus nggak habis pikir pokoknya. 

Kemudian, sekitar 2 bulan yang lalu apa ya.. aku melanjutkan nonton series ini karena aku butuh hiburan saat makan siang. Koleksi film yang ada di laptopku sebagian besar sudah aku pindah, nah kebetulan The Handmaid's Tale masih ada di laptop ini. Jadi, yasudah aku lanjutkan aja nontonnya.

***

Gambaran Singkat

The Handmaid's Tale adalah tv series yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Margaret Atwood. Novel ini terbit sekitar tahun 1980an dan settingnya memang "dystopian future" yang jika dikaitkan dengan tv seriesnya sekitar tahun 2016-2017. Nah, pada masa seperti itu dunia digambarkan seperti memiliki tingkat moralitas yang 'rendah' serta rendahnya tingkat kelahiran bayi. Kemudian, terdapat segelintir kelompok yang ingin mengkudeta pemerintahan US pada waktu itu dan akhirnya mendirikan Republik Gilead.

Ideologi yang dianut Gilead adalah otoriter-religius-fasisme (berdasarkan pandanganku setelah menonton series tersebut). Yaaa.., kalau digambarkan itu kalian hidup di abad 20 tapi lingkungan sosial kalian berubah 180 derajat, berasa kayak hidup saat abad pertengahan sih menurutku. Orang-orang yang akhirnya tidak bisa 'kabur' dari negeri ini akhirnya harus menjalani hidupnya sesuai dengan peran-peran yang sudah ditentukan. Laki-laki dengan pangkat tinggi akan menjadi "Commander", sedangkan untuk tingkat yang lebih rendah akan menjadi "Guardians of the Faith". Untuk perempuan akan dibagi menjadi "Wives", "Aunt", "Martha", "Handmaid", "Econowives" dan "Unwomen". Selengkapnya bisa dicek disini (banyak cuy kosa katanya wkwk).

Sistem Sosial

Di Gilead, perempuan menjadi sosok yang rentan sekali. Meskipun pangkat orang tersebut adalah Wives, jangan harap bisa lepas dari hukuman. Perempuan di Gilead boleh bersekolah tapi tidak boleh membaca (meskipun kitab agama), kegiatan yang boleh dilakukan hanya kegiatan seperti berkebun, menjahit, menyulam, dkk. Kemudian, perempuan dewasa yang subur dan tidak mandul akan langsung dijadikan Handmaid dan setiap bulan saat masa subur mereka, they will having sex with their Commander and Wives holding Handmaid's hand for "convincing act". Handmaid memang  sebatas hanya pabrik anak aja di Gilead tu 😌.

Martha bertugas sebagai tukang masak dan bersih-bersih rumah. Kemudian, untuk Unwomen adalah perempuan pendukung LGBTQ+, feminis, perempuan mandul, tidak menikah akan langsung dijebloskan ke Colonies (tempat yang sudah terkontaminasi) dan disuruh bekerja sampai mati. Terakhir, Aunt bertugas mendisiplinkan, membentuk karakter, mempersiapkan, melatih para Handmaid sebelum dikirim ke masing-masing rumah calon Commander mereka.

Kemudian, agama sangat sangat diperhatikan disana. Agama dijadikan dasar untuk mengambil segala keputusan. Agama diibaratkan hanya menjadi satu-satunya ideologi yang diutamakan. Seperti misalnya, hukuman untuk seorang pencuri adalah dibunuh dan mayatnya digantung di The Wall (dan para Handmaid yang akan bertugas untuk membersihkan darah yang menempel di dinding, sebagai peringatan dan pelajaran kalau kata Aunt 😀). Sebelum melakukan eksekusi ya seperti biasa petinggi-petinggi disana bawa-bawa dalil agama buat memojokkan si pelaku (padahal agama nggak suruh bunuh orang kan). Dan agama dipakai pula untuk melegalkan pemerkosaan paksa yang dilakukan Commanders terhadap Handmaids. Duh edun udahhh 👿.

Whew..., berat banget ya hidup di Gilead

It's sick but I love it! 

It IS sick bukan karena serem (walaupun memang iya), tapi it is sick karena hal-hal tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita. Bayangin aja ada suatu negara besar yang dikalahkan oleh kelompok tertentu yang mengancam ideologi & tatanan sosial yang ada? Bahkan nilai-nilai yang mereka bawa itu sangat nggak manusiawi, tidak ada toleransi dan bahkan nggak masuk akal?

Setiap selesai aku nonton ini bawaannya kesal, lelah dan muak dengan adegan-adegan yang dipertontonkan. Btw, kalau mental kalian nggak kuat santai aja nontonnya. 

Tapi aku suka sama tv series ini. Tokoh-tokoh yang ada dimainkan dengan sangat bagus. Benar-benar dibuat merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh tersebut. Mau tau aktirs/aktor yang hebat kayak gimana? Jika tokoh antagonisnya sampai bikin aku dongkol, he/she did a good job 😂.

Vibes-vibes dalam series ini juga sangat mendukung. Cool tone, dingin, sunyi, abu-abu monoton.. wah cocok banget emang buat series-series modelan kayak gini wkwk. 

***

Seperti yang aku bilang, tv series ini BAGUS banget dan bisa kalian masukkan ke dalam watchlist kalian. Not gonna lie, saat nonton season 4 ini aku semakin merasa walaupun samar-samar kalau Republik Gilead itu bisa beneran ada. Serem amat ya, amit-amit dah.




Komentar

  1. Bisa masuk ke list untuk ditonton sih ini
    Tapi sejujurnya, saat ini malah sibuk untuk nonton anime. Dari satu ke yang lainnya. Belum nemu film yang cocok, yang bikin gue jadi pengen nonton lagi dan lagi.

    Tapi, kenapa dark banget kayaknya ya ni film

    BalasHapus
  2. Halo Mbak Intan, aku pertama aware sama seri ini gara-gara ngomongin film Korea The Handmaiden sementara yang aku ajak ngobrol ngiranya aku ngomongin ini wkwk. Tapi terus aku nyari tau dan memang sih konsepnya bagus banget. Tapi sampai saat ini aku masih nggak berani untuk nontonnya karena iya, aku setuju kalau ini nggak terlalu jauh sama realita kehidupan. Nggak kaya Hunger Games yang masih jauh dari kenyataan, gitu. Baca soal Handmaid's Tale ini jadi kepikiran dan takut gimana kehidupan cewek-cewek di Afghanistan sekarang hhhhhh jadi sedih sendiri. Aku nonton Black Mirror aja kepikiran gimana kalau nonton ini ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. HAHAHAHA THAT'S THE POINT MBAK WKWKWK (heboh sendiri). Aku juga tertarik nonton The Handmaiden tapi udah takut pas liat trailernya wqwq tapi kayaknya seru.

      Tapi kl mbak anindya mau nonton juga ok sih, i mean dibawa utk menambah wawasan, awareness dan hiburan aja. Tapi ya itu santai aja hehe

      Hapus
    2. Wkwkwk berarti kita sepemikiran ya Mbakk. Btw The Handmaiden bagus banget kokk dia ngga terlalu serem gimana gitu, emang mencekam aja suasananya. Aku suka banget juga sama konsepnya karena kaya separuh film dari sudut pandang si pelayan, separuh kedua dari sudut pandang putrinya, jadi maju mundur so good.

      Hapus
    3. Sipp, thank you atas penjelasannya. Otw nonton~~~

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer