Review : Dari Dalam Kubur - Soe Tjen Marching


Judul                    : Dari Dalam Kubur

Penulis                 : Soe Tjen Marching          

Penerbit               : Marjin Kiri

Tahu terbit            : 2020

Nomor ISBN       : 978-602-0788-03-6

Singkat cerita, tweet dari Soe Tjen Marching ini muncul di timeline aku, secara umum mengabarkan kalau novel terbarunya yang berjudul "Dari Dalam Kubur" tidak lulus sensor oleh salah satu penerbit besar di Indonesia, tapi akhirnya bisa terbit dipenerbit lainnya dan mengabarkan tentang pre-order (kurang lebih seperti ini ya teman-teman, ini tweet sudah sejak bulan Agustus jadi aku agak lupa sedikit, hehe).

Sejak aku membaca yang "tidak lulus sensor" aku langsung kepo dong 😂 setelah aku background check Ibu Soe Tjen Marching, aku memutuskan untuk membeli buku beliau. Jadi, saat pre-order hari pertama aku langsung pesan di SINI dan nggak sabar untuk baca :") buku nya sampai di rumahku sekitar awal September.

***

Sinopsis singkat dari Dari Dalam Kubur - Soe Tjen Marching

Sejak kecil, Karla merasa diperlakukan tidak adil oleh ibunya yang ia anggap misterius. Namun tak ada seorang pun dalam keluarga yang membelanya. Inilah yang membuat Karla tak mempunyai pilihan selain menjauh dari keluarganya. Berpuluh tahun sesudahnya, barulah satu demi satu rahasia itu mulai terkuak baginya--bukan hanya rahasia yang menggelayut keluarganya, tetapi juga banyak manusia lainnya.

***

Gambaran Singkat Dari Dalam Kubur - Soe Tjen Marching

Buku ini bercerita tentang Karla merasa tidak diperlakukan adil oleh keluarganya, terutama ibunya. Saat ia mencari bantuan ke kakaknya, ia juga tidak diperlakukan dengan baik, saat ia meminta keterangan dari ayahnya, ia hanya bergeming. Technically, Karla tidak punya siapa-siapa yang bisa mendukungnya. 

Buku ini menggunakan point of view orang pertama dan terbagi dalam babak Karla dan ibunya. Diawal buku, bercerita tentang kehidupan Karla mulai dari dia kecil, bagaimana keadaan tempat ia tinggal, keadaan rumahnya sendiri, lingkungan sosial yang ia jalani dan situasi politik nya tidak terlalu diperlihatkan. Karena dari babak Karla ini, Karla selalu digambarkan sebagai korban dari perlakuan tidak adil keluarga, teman dan masyarakat.

Bagian selanjutnya bercerita tentang ibunya Karla, Lydia Maria. Setting cerita dalam point of view Lydia Maria terjadi di Jawa Timur sekitar tahun 1940an s/d orde baru. Bagian Lydia Maria sarat akan pertanyaan yang dilontarkan oleh Lydia, seperti "kenapa sih mereka melakukan ini?", "apa untungnya untuk mereka?". Mereka yang dimaksud adalah teman-teman Lydia Maria yang tergabung dengan suatu organisasi. Teman-teman Lydia Maria ini sebagian besar kegiatannya adalah kegiatan sosial seperti mengajari baca-tulis-hitung kepada masyarakat disekitar tempat mereka tinggal. 

Sampai suatu waktu, Lydia Maria ditangkap oleh aparat yang mengatasnamakan 'pembela Pancasila' (aku anggap seperti itu sih) saat ia berusaha melindungi adik ipar nya. Dan, setelah itu ia pindah dari satu penjara ke penjara lainnya. Sampai sekitar awal tahun 1970an ia akhirnya bisa pulang ke rumah. Keluar dari penjara pun tidak serta merta membuat hidup nya menjadi mudah. Untuk bisa hidup dengan 'normal', ia mengganti seluruh identitas nya dan dihantui perasaan cemas dan khawatir seumur hidupnya.

Dan akhirnya Lydia Maria berusaha untuk melindungi seluruh keluarganya dari tangan-tangan jahat, tapi itu membuatnya harus dibenci oleh Karla.

***

Review : Dari Dalam Kubur - Soe Tjen Marching

Aku nggak konsisten banget sumpah saat baca buku ini. 😂 Di bagian Karla aku begitu membenci Lydia Maria. Sebel banget nggak sih, semua-mua di larang, seperti Karla sangat dianak-tiri-kan, membuat Karla nggak punya temen. Dan yang paling emosional itu waktu yang bagian Rubi 😭 (aku sedih banget dah waktu bagian hewan-hewan, karena aku punya hewan piaraan juga dirumah wkwkwk). Tapi aku juga berusaha untuk tidak mengkambinghitamkan si Lydia Maria.

Tapi, semua rasa benciku akhirnya terjawab di bagian Lydia Maria. Asal-usul keluarga dia mulai terkuak, bagaimana hubungan dia yang sebenarnya dengan suaminya, teman-temannya, anak pertamanya, bagaimana ia menyikapi kejadian yang sudah membuat ia trauma, bagaimana pola pikir dari si Lydia Maria ini akhirnya benar-benar terbuka. And I felt sorry for her :( poor Lydia.

Yang aku tidak terlalu suka dari novel ini, kayak ada beberapa kritik sosial yang sangat keluar jalur dari novel ini dan kesannya jadi kayak nggak terlalu nyambung (walaupun kritik-kritik itu BENAR adanya). Entah apa yang ada dipikiran sang penulis, mau membuat semuanya all in one atau bagaimana. Yah, tapi kita anggap saja sebagai pembuka pikiran kita saja ya bahwa negara ini memang dan pernah tidak baik-baik saja.

***

Aku sangat merekomendasikan membaca buku ini untuk tahu hal-hal tentang kejadian dimasa lalu. Sangat sedikit dokumen atau dokumentasi tentang apa yang terjadi. Banyak orang yang bersangkutan atau hidup dizaman itu sudah meninggal atau mereka sudah terlalu takut untuk speak up tentang apa yang terjadi.

Semakin ditekuni, akan semakin luas permasalahannya dan makin membuatku bingung (terkadang) tentang masalah ini. Ya tadi, kurangnya dokumentasi dan orang-orang yang pernah hidup dizaman itu sudah meninggal atau tidak berani untuk membicarakannya. Kalau kata Soekarno, "jangan sekali-kali melupakan sejarah". Dan ini salah satu caraku untuk belajar sejarah.

Well, buku ini tidak sepenuhnya berbicara mengenai kejadian tahun '65, tapi juga situasi-situasi yang berjalan seiringan dengan peristiwa tersebut. Seperti tentang ketidakadilan yang berlandaskan rasisme hanya karena ada yang berbeda dari kita. 

 

Komentar

  1. Aku sempat penasaran apa isi buku ini karena aku lihat beberapa orang membacanya, aku cuma tahu buku ini seputar kehidupan tahun '65 aja jadi pas banget Intan membuat review ini, aku jadi lebih tahu mengenai isi buku ini dan menurutku cukup menarik karena mengangkat isu-isu sosial apalagi seputar tahun-tahun '65 yang kisah-kisahnya lumayan membuat penasaran dan geram 😂
    Thank you for the review, Intan! 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Lia,

      Thanksss. Kalau tertarik baca aja bukunya, bagus kok 😁

      Hapus
  2. Aku penasaran karena tidak lulus sensor.
    Karena aku kurang paham, dalam dunia tulis menulis begini, seperti apa sih kriteria sampai buku tidak lulus sensor?
    Apakah sama seperti film atau tayangan televisi?
    Eh, mending nyari di google ya? Hehehe.. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mbak Pipit,

      Kayaknya ini buku gak lulus sensor karena kebanyakan sebut merk deh WKWKWK 😂 dan mungkin karena ada beberapa chapter yang warning. Tapi gak tau juga sih, penulisnya juga gak pernah menjelaskan (seingatku).

      Nggak nonton filmnya mbak, soalnya......... (isi sendiri) WKWK 😂

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer