Indonesian dream
Sebenarnya ini sudah mau ku tulis sejak lama, cuman lupaaa dan baru ingat akhir-akhir ini. Oke, jadi kayaknya sih ini kejadian bulan lalu. Kalian ingat Twitter sempat ramai tentang kewajiban memiliki rumah sebelum umur 40? Nah, iya.. iya yang itu.
Dan keesokan harinya, trending.
Nek aku dadi mbak e, isin sih.
Kita nggak akan ngomongin si umur 40 tahun itu. Tapi, bagusnya hal tersebut bisa jadi bahan untuk nulis di blog yang suwung ini.
***
Pernah dengar yang namanya American Dream? Kita juga punya kok, sebut saja Indonesian Dream. Tapi, kalau kalian searching di Google dan malah menemukan gambar yang dibawah ini, bukan. Bukan yang itu ya
Tapi lebih kepada impian masyarakat Indonesia pada umumnya. Kalau yang aku ketahui sih, ada beberapa hal yang diminati-diimpikan oleh masyarakat kita secara umum untuk bisa dikatakan sudah 'mendapatkan' Indonesian dream, yaitu:
- Islam (lebih kepada 'mayoritas')
- Jawa (atau tinggal di Jawa, tapi mungkin lebih kepada menjadi suku Jawa)
- Sekolah di sekolah favorit
- Jadi PNS
- Nikah di umur sekitar 24 s/d 26 tahun
- Sudah punya rumah dan mobil sebelum at least umur 30 tahun
- Naik haji
Waw banget nggak? Kita yang baru lulus kuliah di umur 22 atau 23 tahun tiba-tiba sudah dituntut sama sosial-lingkungan untuk segera mencapai target-target diatas? Apalagi ada yang bilang sebelum umur 25 sudah harus punya ABCDXYZ. Kalau orang tua ku kaya dan punya koneksi luas mah aku juga bisa kayak gitu.... (wkkwkw). Tapi, nggak semua masyarakat kita bisa seperti itu. Banyak dari kita yang masih harus berjuang dari 0 untuk mewujudkan cita-citanya.
Terkadang banyak motivator-motivator ala-ala yang suka bilang, kalau kesuksesan itu yang dibutuhkan adalah kerja keras dan mimpi. Wah ya benar dong mereka, mimpi dan kerja keras itu kan gratis. Tapi tools lainnya untuk bisa mewujudkan mimpi itu yang nggak gratis.
Kemudian, kondisi yang banyak dialami oleh masyarakat kita selain menjadi sandwich generation, salah satunya karena adanya kemiskinan struktural (mungkin ini bukanlah the ultimate problem tapi bisa dijadikan salah satunya). Kayak.. kemiskinan tidak bisa dihilangkan hanya dengan pemberian sumbangan atau sejenisnya, tapi lebih kepada merombak sistem dari A sampai Z yang cocok dan dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Dengan berbagai macam masalah yang ada, susah (bukan tidak mungkin, tapi susah) ya bund buat mewujudkan keinginan-keinginan sosial-lingkungan kita. Padahal yang pengen dan selalu menuntut mah mereka, kita santai-santai aja malah jadi pusing.
I don't have any solution untuk masalah yang seperti ini, sepertinya memang pemerintah yang setidaknya berusaha menyediakan solusi yang BENAR dan TEPAT. Aku cuma berharap orang-orang berhenti untuk menuntut dirinya sendiri atau orang lain dengan standar-standar yang nggak masuk akal. We have our own struggle and problem dan hal tersebut nggak bisa disamaratakan dengan orang lain.
Semoga lingkungan kita akan semakin nyaman ke depannya. 💆
Komentar
Posting Komentar